Senin, 11 Mei 2009

Profil Keamanan Terapi Statin

Semua pengaruh menguntungkan ini dikarenakan kemampuan statin dalam menurunkan kadar LDL (low-density lipoprotein). Bahkan dalam sebuah penelitian, pasien anak dan remaja dengan hiperkolesterolemia familial yang diterapi dengan obat golongan statin, pemberian terapi statin terjadi penghambatan progresifitas penebalan intima pembuluh darah, sehingga pemberian statin pada pasien-pasien ini dapat mencegah arterosklerosis pada masa dewasa.

Enam obat statin sekarang tersedia di pasaran dunia: lovastatin, simvastatin, pravastatin, fluvastatin, atorvastatin, and rosuvastatin, sedangkan pitavastatin tersedia di India dan Jepang.

Karena penggunaan statin diperkirakan akan terus meningkat karena peningkatan kejadian hiperlipidemia dan efek pleiotropik yang menguntungkan, maka keamanan dan tolerabilitas pasien sangatlah penting.

Sebuah penelitian meta analisis dilakukan untuk mengetahui efek statin terhadap kematian, kejadian vaskular serta keamanan statin pada pasien usia lanjut. Hasil meta analisis dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan memperlihatkan bahwa terapi menggunakan statin bermakna menurunkan kematian karena semua sebab dan kematian karena kardiovaskular dan relatif aman diberikan pada pasien usia lanjut.

Sebuah penelitian lain dilakukan oleh Dr Jane Armitage dari University of Oxford, Inggris untuk menguji keamanan obat-obat golongan statin. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukannya adalah bahwa obat-obat golongan statin ditoleransi dengan baik. Efek samping yang sering dibicarakan seperti miopati dan rabdomiolisis jarang terjadi bila dosis yang digunakan adalah dosis standar yang dianjurkan. Dr Jane mengatakan bahwa walaupun ada beberapa keberatan mengenai pernyataan ini, namun apabila dosis yang diberikan sesuai dengan anjuran, obat-obat golongan statin merupakan obat yang relatif aman. Hasil penelitian oleh dr. Jane ini dipublikasikan dalam The Lancet bulan Juni 2008.

Dr Jane Armitage dan rekan melakukan penelitian terhadap data-data penelitian yang dipublikasikan dari tahun 1985 hingga 2006 mengenai efektifitas, efek samping dan keamanan obat golongan statin. Hasil dari penelitain yang dilakukan dr. Jane memperlihatkan efektifitas statin dalam menurunkan angka kejadian kematian karena kardiovaskular, infark miokard tidak fatal, stroke dan menurunkan perlunya revaskularisasi. Sedangkan efek samping yang sering terjadi dalam penelitian adalah toksisitas pada otot, diantaranya miopati dan rabdomiolisis, dan gangguan enzim pencernaan.

Semua obat golongan statin dapat menyebabkan miopati, yang dapat berkembang menjadi rabdomiolisis. Namun angka kejadian miopati kurang dari 1 per 10.000 pasien dengan penggunaan dosis standar statin. Risiko miopati meningkat seiring dengan peningkatan dosis, namun risiko ini tetap rendah dengan atorvastatin 80 mg. Selain itu diketahui bahwa miopati dan rabdomiolisis ini biasanya terjadi bila obat-obat statin digunakan bersamaan dengan obat lainnya, seperti golongan fibrat.

Dr. Jane mengatakan bahwa nyeri otot sering terjadi pada pasien paruh baya dan kalau pasien tersebut diterapi dengan statin, statinlah yang biasanya dipersalahkan menjadi penyebab nyeri ini. Pemeriksaan menggunakan kreatinin kinase pada pasien-pasien tersebut dapat menyingkirkan adanya miopati dan terapi statin dapat diteruskan.

Peningkatan enzim transaminase secara umum terlihat pada 6 bulan pertama terapi. Biasanya peningkatan enzim transaminase tidak disertai dengan gejala. Peningkatan enzim transaminase ini reversibel bila terapi dihentikan atau dosis dikurangi. Peningkatan enzim tergantung dari dosis dan tidak ada bukti kuat mengenai hubungan antara peningkatan enzim yang terjadi dengan kerusakan hati (hepatitis atau gagal hati).

Pemeriksaan hati rutin tidak lagi direkomendasikan dengan penggunaan simvastatin, pravastatin, atau lovastatin hingga dosis 40 mg sehari, namun tetap direkomendasikan pada penggunaan statin lainnya. Kalau enzim pencernaan meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan kadar enzime pada orang normal yang tidak mengalami gangguan hati, enzim pencernaan harus dipantau selama 1 minggu. Kalau enzim alanin transaminase tetap tidak menurun, statin harus dihentikan sementara. Peningkatan enzim pencernaan 2-3 kali dari batas normal orang sehat memerlukkan pemantauan, namun biasanya peningkatannya akan berkurang sedikit demi sedikit selama perjalanan terapi.

Walau sudah digunakan sejak lama dan ada telah diketahui efek menguntungkan statin terhadap kardiovaskular dan keamanannya pada usia lanjut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila memberikan statin pada pasien tertentu.

Dan walaupun statin diketahui relatif aman pada pasien usia lanjut, penyesuaian dosis perlu dilakukan pada pasien usia lanjut. Pada beberapa penelitian yang melibatkan pasien yang lebih tua dari 80 tahun diperkirakan terjadi peningkatan risiko miopati.

Dilanjutkan pula bahwa pasien yang menerima terapi warfarin perlu menyesuaikan dosis warfarinnya pada awal dan akhir terapi menggunakan statin.

Sumber : www.kalbe.co.id

Tidak ada komentar: